dalamkesenian wayang telah di posting di blog ini dengan lengkap dari awal lagi sampai, epos mahabarata kisah ini menceritakan konflik hebat keturunan pandu dan dristarasta dalam memperebutkan takhta kerajaan menurut sumber yang saya dapatkan epos ini ditulis pada tahun 1500 sm namun fakta sejarah yang dicatat dalam buku
Cerita Mahabarata Lengkap Dari Awal Sampai Akhir – Apakah kamu suka buku ini? Anda dapat menerbitkan buku Anda secara online secara gratis dalam hitungan menit! Buat flipbook Anda sendiri Mahabarata Kresna Dalam budaya pewayangan Jawa, Kresna digambarkan berkulit hitam, sedangkan di Bali digambarkan berkulit hijau. Dalam penggambaran umum, seperti lukisan modern, Kresna biasanya digambarkan sebagai pemuda berkulit biru. Hitam adalah warna Dewa Wisnu menurut konsep Nava Devata, sedangkan biru melambangkan keberanian, tekad, kecerdasan yang teguh dalam situasi sulit dan kesadaran yang sempurna. Biru juga melambangkan langit dan laut yang masing-masing memiliki arti luas dan dalam yang membentuk ketidakterbatasan, seperti Wisnu. Ia sering terlihat mengenakan dhoti sejenis tangki yang terbuat dari sutra kuning, melambangkan cahaya yang menghalau kegelapan. Kepalanya dihiasi mahkota bulu merak, melambangkan galaksi berwarna-warni di kegelapan atau pusat energi di atas indra. Penggambaran umum biasanya menunjukkan dia sebagai anak laki-laki kecil atau sebagai laki-laki yang memainkan seruling dengan ringan. Dalam wujud ini, ia biasanya ditampilkan berdiri dengan kaki ditekuk ke samping. Kadang-kadang dia menemani sapi, menegaskan posisinya sebagai dewa gembala sapi Govinda. Dalam agama Hindu India, sapi dianggap suci karena melambangkan Ibu Pertiwi. Sebuah patung Kresna di Singapura yang menggambarkan adegan dari Mahabharata ketika Arjuna menampakkan wujud aslinya tepat sebelum dimulainya perang Kurukshetra. Peran Kresna sebagai kusir kereta Arjuna di medan pertempuran Kurukshetra, seperti yang digambarkan dalam wiracarita Mahabharata, merupakan motif umum lainnya dalam penggambaran Kresna. Dalam hal ini ia direpresentasikan sebagai sosok laki-laki, seringkali dengan [email protected] 0813 2132 9787 250 Mahabarata memiliki ciri-ciri dewa dalam kesenian Hindu, seperti lengan dan kepala yang banyak, dan atribut Wisnu, seperti cakra. Sebagai kusir biasa, ia ditampilkan dengan dua tangan. Lukisan candi seringkali menggambarkan Krishna sebagai seorang pria yang berdiri tegak, formal. Dia dapat digambarkan sendiri atau dengan figur terkait Balarama Baladeva adalah kakak laki-lakinya dan Subhadra saudara perempuan tirinya, atau pasangan utamanya Rukmini dan Satyabhama. Krishna sering digambarkan dengan istrinya gopi pemerah susu, Radha. Sekte Vaishnava Manipur di India memuja tidak hanya Krishna tetapi juga aspeknya sebagai Radha Krishna, kombinasi dari Krishna dan Radha. Ini juga merupakan karakteristik aliran Rudra dan Nimbarka dari sampradaya dan sistem kepercayaan Swaminaraya. Tradisi memuliakan Radha Raman, yang dianggap oleh pengikut Gaudiya sebagai bentuk Radha Krishna. Kresna juga digambarkan dan dipuja sebagai anak kecil Balakresna, merangkak atau menari, biasanya dengan mentega di tangannya. Perbedaan daerah dalam penggambaran Kresna terlihat dalam berbagai wujudnya, seperti Jagadnath di Orissa, Vithoba di Maharashtra dan Srinathji di Rajasthan. Krishna dalam Sastra India. Sastra paling awal di India yang dengan jelas memuat uraian terperinci tentang Krishna sebagai tokoh adalah Mahabharata versi India. Ia digambarkan dalam buku itu sebagai titisan dewa Wisnu. Kresna adalah karakter yang muncul di berbagai cerita utama di [email protected] 0813 2132 9787 251 Review Serial Mahabharata Dan Cara Nonton Di Vidio Epik MAHABATA. Delapan belas bab dalam Mahabharata Bismaparva volume India keenam membentuk bab tersendiri yang menjadi kitab tersendiri yang disebut Bhagavadgita, berisi khotbah Kresna kepada Arjuna, sepupunya sendiri, dengan latar belakang cerita sebelum pecahnya perang Kurukshetra Bharatayuda . . Namun, rincian masa kecil dan masa muda Kresna tidak terdapat dalam wiracarita tersebut, melainkan dalam Bhagavata Purana, Wisnu Purana, Brahmavaivarta Purana dan Hariwangsa. Bhagavata Purana India dan Wisnu Purana diagungkan oleh para pengikut Waisnawa, sedangkan Harivangsa adalah kitab tambahan yang menjelaskan hal-hal yang tidak dibahas dalam wiracarita Mahabharata India. Yashoda memandikan Krishna. Ilustrasi dari Bhagavata Purana, sekitar abad ke-16. Chhandogya Upanishad 3176, ditulis sekitar tahun 900 SM – 700 SM, menyebutkan Basudya Krishna sebagai putra Dewaki dan murid Gora Angirasa, seorang peramal yang mengajarkan filsafat kepada murid-muridnya Chandogya Di bawah pengaruh filsafat Chhandogya, Krishna diberitakan kepada Arjuna tentang pengorbanan yang sebanding dengan purusha atau manusia. Nama Krishna muncul dalam kitab suci Buddha sebagai “Kanha”, secara fonetik sama dengan Krishna. Menurut Megasthenes ahli etnografi Yunani, c. 350-290 SM dan Arthasastra dari Kautilya 400-300 SM, Vasudeva Basudeva disembah sebagai Tuhan Yang Maha Esa dalam konsep monoteistik yang ketat. Sekitar 150 SM, Patanjali dalam Mahabhashia menulis [email protected] 0813 2132 9787 252 MAHABARATA berikut syairnya “Semoga keagungan Kresna bertambah dengan diiringi Sangkarshana!”. Shloka lain juga disebutkan. Salah satu shloka berbicara tentang “Janardana dengan diri-Nya sebagai yang keempat” Kresna dengan tiga pengiringnya, ketiganya adalah Sangkarshana, Pradyumna dan Aniruda. Sloka kedua menyebutkan alat musik yang dimainkan pada pertemuan di kuil Rama Baladeva/Balarama dan Kesava Kresna. Patanjali juga menggambarkan lakon dramatis dan mimetis Krishna-Kamsopacharam yang menggambarkan adegan pembunuhan Kangsa oleh Basudeva Kresna. Pada abad ke-1 SM, terdapat bukti pemujaan terhadap lima pahlawan suku Vresni Baladeva [Balarama], Kresna, Pradyumna, Aniruda dan Samba dari sebuah prasasti yang ditemukan di Mor dekat Mathura, India, yang merujuk pada kepada putra satrap Rajuvula Agung, mungkin satrap dari Soda. Gambar Vresna, mungkin Basudeva, dan “lima Kshatriya”. Prasasti Mora dalam aksara Brahmi kini disimpan di Museum Mathura. Banyak Purana berbicara tentang kehidupan Krishna atau beberapa hal penting yang dia lakukan. Dua Purana, Bhagavata Purana Srimadbhagavatam dan Wisnu Purana, yang berisi catatan terperinci tentang kehidupan dan ajaran Krishna, adalah buku teologis yang paling dihormati dari sekolah Gaudiya Vaishnava. Sekitar seperempat dari Bhagavata Purana dikhususkan untuk memuji kehidupan dan filosofinya. Kehidupan dan sejarah Krishna dapat didengar dalam versi India Mahabharata, Hariwangsa, Bhagavata Purana, Brahmavaivarta Purana, dan Wisnu Purana. Kisah hidup Kresna di masa kecil dan remaja [email dilindungi] 0813 2132 9787 253 MAHABARATA – India Utara, yang saat ini dianggap sebagai wilayah negara bagian Uttar Pradesh, Bihar, Haryana, dan tempat kehidupan pangerannya di Dwaraka sekarang dikenal sebagai negara bagian Gujarat. Hal ini harus dibuktikan dengan sisa-sisa peradaban terdahulu yang seharusnya ada dan telah ditemukan, jika tidak ditemukan sisa-sisa peradaban terdahulu seperti dalam cerita Mahabharata, maka anggapan tersebut sudah runtuh. Menurut kepercayaan tradisional India berdasarkan data dari literatur Hindu India dan perhitungan astronomi, hari lahir Krishna yang dikenal dengan nama Janmashtami jatuh pada tanggal 19 Juli 3228 SM. Menurut Itihasa epik Hindu India dan Purana mitologi Hindu India, Kresna adalah anggota keluarga bangsawan di Mathura, ibu kota kerajaan Surasena di India utara sekarang dianggap wilayah Uttar Pradesh. Ia lahir sebagai putra kedelapan Basudewa putra Raja Surasena dan Devaki keponakan Raja Ugrasena. Orang tuanya termasuk keluarga Yadawa atau keturunan Yadu, putra raja legendaris Jayati. Raja Kangsa, sepupu Dewaki yang lebih tua, mewarisi tahta setelah memenjarakan ayahnya Ugrasena. Suatu hari dia mendengar ramalan bahwa dia akan mati di tangan salah satu putra Devaki. Khawatir dengan nasibnya, dia mencoba membunuh Devaki tetapi dihentikan oleh Basudeva. Basudeva menyatakan bahwa mereka siap untuk tetap berada di bawah kastil dan berjanji akan memberikan salah satu putranya yang baru lahir untuk dibunuh. Setelah membunuh enam anak pertama dan kehilangan Devaki ke anak ketujuh, lahirlah Krishna. Karena nyawa Krishna dalam bahaya, Basudeva membawanya keluar dari penjara dan mempercayakannya kepada Nanda dan Yashoda, teman Basudeva di Vrindavan. [email dilindungi] 0813 2132 9787 254 MAHABARATA Dua saudaranya yang lain juga selamat, yaitu Baladeva alias Balarama putra ketujuh Dewaki, secara ajaib diberikan kepada janin Rohini, istri pertama Basudeva dan Subadra putra Basudeva dan Rohini, lahir setelah Baladeva dan Kresna. Menurut India Bhagavata Purana, Krishna lahir tanpa persetubuhan, tetapi melalui “pemindahan mental” dari pikiran Basudeva ke rahim Dewaki. Umat Hindu India percaya bahwa pada saat itu kasih sayang semacam ini dapat ditunjukkan oleh makhluk yang memperolehnya. Tempat yang dipercaya oleh para pemujanya untuk menandai hari lahir Krishna, sekarang dikenal dan dianggap sebagai Krishnajanmabhumi, di mana sebuah kuil dibangun untuk menghormatinya. Masa kecil dan remaja Krishna dibesarkan oleh Nanda dan Yashoda, anggota komunitas penggembala sapi di Vrindavan. Kisah-kisah masa kecil dan remaja Krishna menceritakan tentang dia menjadi gembala sapi, kejenakaannya yang nakal sebagai Mahana Chora pencuri mentega, pencegahan upaya bunuh diri, dan perannya sebagai pelindung orang-orang Vrndavana. Kresna melakukan banyak hal menakjubkan sebagai seorang anak. Dia membunuh berbagai raksasa, termasuk Putana raksasa betina, Kesi raksasa kuda, Agasura raksasa ular, yang dikirim Kangsa untuk membunuh Kresna. Dia juga menjinakkan naga Kaliya, yang meracuni perairan Yamuna dan membunuh banyak penggembala. Dalam kesenian Hindu India, Kresna sering digambarkan sedang menari di atas naga berlapis Kaliya. Jejak kaki Kresna melindungi Kaliya agar Garuda, musuh para naga, tidak berani mengganggunya. Diyakini bahwa Krishna dapat mengangkat bukit Govardhana untuk [email dilindungi] 0813 2132 9787 255 Rangkuman Ips Kelas 7 Semester Genap Bab 4 Materi Kehidupan Masyarakat Pada Masa Hindu Buddha MAHABARATA melindungi penduduk Vrindavan dari tirani Indra, pemimpin para dewa, dan mencegah penghancuran ladang hijau Govardhana. Indra dianggap terlalu sombong dan marah ketika Krishna menasihati penduduk Vrindavan untuk memelihara hewan dan lingkungan yang menyediakan semua kebutuhan mereka, daripada memuja Indra setiap tahun dengan sumber daya mereka sendiri. Gerakan spiritual yang dimulai oleh Krishna memiliki sesuatu yang bertentangan dengan bentuk pemujaan ortodoks terhadap dewa-dewa Veda seperti Indra. Kisah permainannya dengan para gopi pemerah susu Vrindavan, khususnya Radha putri Vresaban, penduduk asli Vrindavan, dikenal sebagai Rasa-lila dan diromantisasi dalam puisi Jayadeva karya Gita Govinda. Ini menjadi bagian penting dari perkembangan tradisi pemujaan Radha Krishna di India. Krishna dan Baladeva yang masih muda diundang ke Mathura untuk mengikuti pertandingan gulat yang diselenggarakan oleh Kangsa. Tujuan sebenarnya adalah untuk membunuh Krishna dengan dalih berperang. Cerita mahabarata dari awal sampai akhir, urutan nonton naruto dari awal sampai akhir, bacaan wudhu lengkap dari awal sampai akhir, film boruto dari awal sampai akhir, proses kehamilan dari awal sampai akhir, bacaan sholat dari awal sampai akhir, setting mikrotik dari awal sampai akhir, bacaan sholat tarawih dari awal sampai akhir, doa wudhu lengkap dari awal sampai akhir, proses persalinan normal dari awal sampai akhir, doa sholat dari awal sampai akhir, bacaan sholat lengkap dari awal sampai akhir
Informasiterbaru Panduan Bercinta dari Awal Sampai Akhir ( Lengkap ) ! Aktivitas bercinta atau ML merupakan aktivitas yang sangat menyenangkan. Bagi pasangan suami istri seyogyanya melakukan aktivitas tersebut secara berkala, karena selain untuk keharmonisan hubungan rumah tangga juga sangat baik untuk kesehatan, baik secara fisik maupun psikis.
Bagi Anda penggemar sinetron serial Mahabarata di layar kaca, tentu tak mau ketinggalan untuk menonton episode demi episode. Serial yang ditayangkan setiap hari ini konon relatif seru. Ditayangkan di ANTV setiap hari mulai pukul WIB tayang ulang di setiap Minggu mulai pukul WIB. Di sini Si Momot sekadar pengin menuliskan sinopsis sinetron Mahabarata untuk lebih memudahkan penggemar mengikuti jalan ceritanya. Info penting Ini lho tempat tinggal Shaheer Sheikh di Jakarta Bagian Kedua Dua belas tahun lamanya Pandawa mengembara di hutan-hutan, mendatangi berbagai pertapaan, menemukan kejadian-kejadian ajaib, dan penderitaan yang amat sangat. Setelah 12 tahun mengalami pengasingan, pada tahun ke-13 Pandawa menyamar sebagai pegawai pada istana raja Wirata. Mereka menyamar sebagai juru masak, kusir kereta, penyanyi, dan penari. Selama penyamaran dan bekerja pada raja Wirata, mereka berhasil menyelamatkan Wirata dari serangan kaum Kurawa tanpa dikenali siapa mereka yang sesungguhnya. Setahun setelah menyamar sebagai pekerja di istana Wirata, barulah mereka menunjukkan siapa diri mereka yang sebenarnya. Atas jasa-jasa Pandawa dan untuk mempererat persaudaraan, maka Abimanyu, putera Arjuna dikawinkan dengan Utari, puteri Wirata. Baru setelah itu Pandawa mempersiapkan diri untuk mengambil hak-haknya kembali dari kaum Kurawa. Kurawa mengetahui kalau Pandawa hendak meminta kembali keajaannya, maka mereka berusaha mencari sekutu jika meletus perang dengan Pandawa nanti. Pada saat perang saudara hampir meletus, kedua belah pihak mencari Kreshna, masing-masing hendak meminta bantuan. Sementara Kresna masih terus berusaha mencegah dan menghindari terjadinya perang saudara itu. Namun usahanya sia-sia. Pihak Kurawa dan Pandawa masing-masing bersikeras pada pendiriannya. com Akhirnya Kresna memberikan dua pilihan kepada Kurawa dan Pandawa. Pilihan pertama adalah Kresna, dan pilihan kedua prajurit Kresna lengkap dengan persenjataannya. Kurawa yang mendapat kesempatan pertama langsung memilih seluruh pasukan Kreshna beserta persenjataannya. Pandawa pun tak punya pilihan lain kecuali memilih Kresna seorang. Menurut Kurawa yang berpikiran serakah, apalah artinya seorang Kresna jika dibandingkan dengan puluhan ribu pasukan yang dimilikinya. Namun, sebaliknya Pandawa justru merasa bersyukur karena Kresna berada di tengah para Pandawa. Di dalam perang nanti dibutuhkan ahli siasat dan komando yang cerdik. Orang itu tidak lain adalah Kresna. Baratayuda segera dimulai. Perang selama 18 hari berlangsung tanpa dapat dicegah lagi. Korban dari kedua belah pihak berjatuhan hingga habislah seluruh keluarga Kurawa, kecuali tiga orang prajurit dan satu di antaranya adalah Aswatama, putera Resi Drona. Pada malam hari, ketiga orang prajurit itu membunuh semua orang kecuali lima orang Pandawa, Drupadi, dan Kreshna. Kaum ibu menangis, meratapi kepergian putera dan suami mereka yang gugur di medan perang. Perang memang kejam. Apalagi perang tersebut terjadi antara saudara sendiri. Hal tersebut dirasakan benar oleh lima pandawa yang tetap hidup. Mereka segera melakukan aswameda atau upacara peleburan dosa karena telah berperang dengan saudara sendiri. Kuda tunggangan mereka dibunuh kemudian dibakar. Asapnya diisap, maka dosa perang telah dihapuskan. Mahabarata diakhiri dengan masuknya Yudhistira ke dalam surga. Ia tiba lebih dulu di sana dan melihat adik-adiknya dan Karna berada di neraka. Yudhistira tidak mau tinggal di surga seorang diri sementara saudara-saudaranya berada di neraka, maka ia berkeinginan keras untuk tinggal di neraka. Para dewa pun datang untuk meredakan keinginan Yudhistira dengan mengatakan bahwa apabila seseorang memiliki dosa ringan harus mengalami tinggal di neraka sebelum masuk ke dalam surga. Namun Yudistira tetap menolak. Demikianlah sinopsis secara garis besar dari epos Mahabarata. Baratayuda akhirnya mengakhiri perseteruan antara Pandawa dan Kurawa. Perselisihan memang selesai, namun biayanya sangat mahal; kerajaan hancur dan banyaknya prajurit yang gugur, termasuk Kurawa dan Pandawa. Selanjutnya, SiMomot akan menuliskan episode dalam Mahabarata yang kisahnya tidak akan lekang oleh zaman. Bersambung Post Views 912
Namun anggapan itu dipatahkan Bathara Saverigadi Dewandoro. Ia menjadi salah satu pemuda yang konsen di seni tradisi. Baru-baru ini ia menjadi koreografer dan sutradara di Swargaloka. Pemuda yang menari sejak kecil itu muncul dengan karya drama wayang. Ia menukangi pertunjukan yang melibatkan kelompok seni penari dalam jumlah besar.
Cerita wayang mahabarata – Halo, sahabat mudahdicari. Sipa disini yang sudah tahu cerita Mahabarata ?, ya kisah ini, sempat buming stasiun televisi. Bagi kalian yang belum tahu, disini kami akan memberikan seputar kisah mahabarata dari awal sampai akhir yang sangat singkat. Contents 1 Cerita Wayang Awal Mula Kisah Kisah Ambika dan Ambalika Mempunyai Lahirnya Pandawa dan Awal di Angkatnya Perang Bharatayudha – Cerita Wayang Mahabarata By Berikut cerita wayang mahabarata yang dapat kami ulas diartikel ini, sebelumnya Kalian juga bisa mempelajari wayang yang sangat terkenal ketampanannya dan gagah, yaitu wayang arjuna. Awal Mula Kisah Mahabarata By Cerita wayang Mahabarata diawali dengan pertemuan antara Sakuntala dan Raja Duswanta. Raja Duswanta merupakan Raja besar dari Chandrawangsa dari yayati. Raja Duswanta menikahi Sakuntala atas perintah dari pertapaan Bagwan Kanwa, dan kemudian membentuk pusat pemerintahan yang dinamakan Hastinapura. Kemudian sang Hasti menurunkan Para Raja Hastinapura. Dari keluarga tersebut lahirlah Sang Kuru. Sang Kuru menyucikan dang memegang daertah yang sangat luas, yang disebut dengan Kurukshetra. Kemudian dia menurunkan dinasti Wangsu atau Kuru atau Kaurawa dalam dinasti tersebut. Lalu lahirlah Pratipa yang menjadi ayah Prabu Santanu, yang merupakan leluhur dari Pandawa dan Kurawa. Santanu merupakan Raja yang sangat mashurdari, dan menyanyikan Kuru diterima dari Hastinapura. Kemudian Santanu menikah dengan Dewi Gangga, yang ditolak kebumi, dan Dewi Gangga meninggalkan Santanu, karena Santanu menolak janji pernikahan. Pernikahannya dengan Santanu memiliki 7 anak. Namun, anak tersebut oleh Dewi Gangga ditenggelamkan di laut Gangga, dengan alasan karena semua anak mengajukan kutukan. Selamat anak terakhir bisa diselamatkan oleh Santanu, dan diberinama Dewabrata. Dan pada akhirnya dengan kejadian tersebut Dewi Gangga meninggalkan Prabu Santanu. Prabu Santanu akhirnya menikah lagi dengan anak pelayang yang bernama Dewi Satyawati. Saat dewabrata sudah beranjak dewasa, dia melakuakn sumpah untuk membujang selamanya bhisna pratigya. Hal ini Dewabrata lakukan karena tidak ingin dia dan keturunannya, berselisih dengan keturunan dari ibu tiri Dewabrata Satyawati. Dari pernikahan Prabu dengan Dewi Sayawati, dikaruniai 2 anak yang bernama Wicitrawira dan Citranggada. Sementara Bisama atau Dewabrata, putuskan untuk pergi ke Kerajaan Kasi untuk putuskan sayembara. Akhirnya Bisma menang dan mendapatkan 3 putri, yang bernama Amba, Ambalika, Ambika. Ketiga putri ini akan pulang dan dinikahkan dengan adik-adiknya. Akhirnya Ambalika dan Ambika dinikahkan dengan Wicitrawirya, karena adiknya yang bernama Citranggada sudah meninggal. Citranggada berhasil dalam pertempuran, dan masih berhasil sangat muda. Akhirnya Citranggada digantikan oleh adiknya Wicitrawira, sebagai pewaris tahta dari Santanu. Namun Wicitrawira meninggal diusia yang sangat muda dan tidak memiliki keturunan. Amba mencintai Bisma, namun Bisma menolak cinta dari Amba, karena telah menyetujui dengan sumpahnya, yang tidak ingin menikah lagi hidup untuk menghindari cinta Amba, akhirnya tanpa sengaja Bisma melesatkan panah untuk Amba dan akhirnya meninggal. Atas kematian Amba, Bisma ingat bahwasanya amba akab berekarnasi menjadi seorang wanita yang disukai pria. Yaitu anak dari raja Drupadi, yang bernam Srikandi. Dan kematiannya kelak ditangan Srikandi yang membantu Arjuna dalam pertempuran di Kurukshetra. Pelajari juga Cerita wayang ramayana bahasa jawa lengkap. Kisah Ambika dan Ambalika Mempunyai Keturunan By Kemudian Dewi Satyawati mengirimkan Ambika dan Ambalika, istri dari Wicitrawirya, untuk dikirim ke Resi Byasa. Karena Resi akan mengadakan upacara, diadakan mereka akan lahir. Kemudian ibu Satyawati, menyuruh Ambika untuk masuk ke ruang upacara Resi. Setelah masuk dia melihat wajah Resi yang dahsyat dengan sinar mata yang menyala-nyala. Karena ambika waktu upacara memejamkan mata, akhirnya lahir lahir buta, dengan nama Drestarasta. Kemudian tibalah berbicara Ambalika, untuk diundang untuk menyanyi dalam upacara khusus, seperti diskusi Ambika. Ambalika tidak aktif untuk membuka dibuka, sampai selesai, namun setelah itu pucat. Pucat anak, disebut Pandu, yang merupakan Ayah dari para Pandawa yang terlahir pucat. Pandu dan Destarata memiliki saudara tiri yang bernama Widura. Dia anak dari Resi Byasa dengan dayang bernama Datri. Saat upacara dilangsungkan, Datri takut dengan wajah Resi yang berhasil, akhirnya dia lari dan terjatuh, sehingga anak Widura yang berhasil pincang. Karena Destrarasta sangat besar, akhirnya tahta Hastinapura diberikan kepada Pandu. Kemudian Pandu menikah dengan Dew kunti, kemudian dia menikah lagi dengan dewi Pandu melakukan kesalahan saat mengajar, dia memanah kijang yang sedang bercinta. Hal tersebut, membuat Pandu dikutuk oleh kijang tersebut, “dia tidak akan menemukan nikmat terkait suami istri”, jika Pandu melakukan hal tersebut maka akan menemukan kematiannya. Setelah mengutuk Pandu, kijang ini berubah menjadi wujud yang diubah seorang pendeta dan diubah. Lahirnya Pandawa dan Kurawa Oleh Karena kejadian buruk tersebut, Pandu mengundang kedua Kunti dan Madrim meminta untuk meminta, agar mendapatkan hasil. Dengan bantuan mantra Adityahredaya mengirim Resi, dewi Kunti bisa mengundang para dewa, dikirim mendapat kemenangan. Dewi Kunti mencoba mantra tersebut, kemudian datanglah Batra Surya, taklama Kunti hamil dan punya anak dengan nama Karna. Namun, anak tersebut memindahkan kelau dan menerjemahkan oleh kompilasi perang Bharatayudha, dia tetap dipihak kurawa. atas permuntaan Pandu lagi, Kunti mencoba mantranya, kemudian Batra Guru mengirimkan Batara Dharma, untuk membuahi Kunti, lalu lahirlah anka yang bernama Yudistira. Kemudian Batra Guru mengirimkan Batra Bayu untuk membuahi Kunti, keemudian lahirlah Bisma. Lalu kirim lagi Batra Indra dan lahirlah anak dengan nama Arjuna. Kemudian mengirim lagi Aswan dan Aswin lahirlah anak kembar Nakula dan Sadewa. Dretarastra buta menikah dengan Dewi Gandari, dan dikaruniai anak 99 sembilan puluh sembilan putra dan 1 orang putri, yang dikenal dengan Kurawa. Sedangkan putra Pndu ada 5 yang disebut dengan Pandawa. Kurawa dan Pandawa merupakan kumpulan yang memiliki sifat berbeda, namun berasal dari keluarga yang sama kuru dan Baharata. Kurawa khusus Duryudana memiliki sifat iri hati terhadap Pandawa, dan memiliki sifat licik. Pandawa memiliki sifat sabar dan tenang kompilasi ditindas sepupu mereka kurawa. Ayah kurawa sangat menyayangi dan menerima anak-anak, karena dia Drestarata dihasut oleh iparnya Sangkuni. Selain menghasut Drestarata, dia juga menghasut Druyudana, agar mendapat izin untuk menerima para Pandawa. Suatu saat, Duryadana mengunkang para pandawa dan liburan, mereka dirumah yang sudah dipersiapkan oleh Duryadana. Pada saat malam hari, rumah itu dibakar oleh orang suruhan Duryadana. Siapa saja yang bisa selamat, atas bantuan Bima, yang sebelumnya diundang oleh Widara, akan meminta kebebasan para kurawa. Menuju mereka selamat dan masuk ke dalam hutan. Di dalam hutan, Bima bertemu dengan Raksasa Hidimba, dan kemudian berhasi dimulai. Bima kemudian menikahi adik Hadimba yang bernama Hadimbi biasa dikenal dengan Arimbi, dari pernikahan ini lahirlah Gatotkaca. Mereka melewati kerajaan Pancala, dikekaisaran ini akan mengatur sayembara merebutkan Drupadi. Sayembara ini diterima oleh semua negri Arya, termasuk Karna. Karna berhasil menyelesaikan tantangan yang diberikan Drupada, namun ditolah oleh Drupadi karena anak dari seorang kusir. Pandawa juga ikut sayembara dan menyamar sebagai kaum Brahmana. Pandawa ikut memenangkan 5 macam sayembara yang diberikan Drupada. Yudistira berhasil memenangkan sayembara tatanegara dan filsafat. Arjuna memenangkan sayembara senjata panah, Nakula Sadewa berhasil memenangkan sayembara senjata pedang dan Bisma berhasil memenangkan ganda. Berhasil semua pandawa berhasil memenangkan sayembara tersebut, akhirnya Drupadi haris menjadi mereka-disetujui, sementara Drupadi hanya meminta satria saja. Sesampainya dirumah, para Pandawa dinilai dengan mereka telah berhasil membawa hasil meminta-minta. Ibu kunti akhirnya menyuruh mereka untuk membagi-mbagi, apa yang telah mereka dapat tanpa melihat apa yang diwa mereka. Ikuti langsung terkejut kompilasi yang dilakukan ternayata seorang wanita. Untuk menghindari pertarungan sengit antara Kurawa dan pandawa. Kahirnya kerajaan Kuru dibagi menjadi dua. Awal di Angkatnya Pandawa Oleh Pandawa mendapatkan bagian berhasil kerajaan Kurujanggala, ibu kota Pndraprashta. Sementara Kurawa mendapatkan memerintah di kerajaan Kuru pusat tuan. Kedua kerajaan tersebut sama-sama megah. Disana juga ada Duryudana, kemudia dia kecebur kolam, karena dia kira itu lantai. Pentingnya menjadi bahan ejekan Drupadi. Hal inilah yang membuat Duryudana semakin marah kepada Pandawa. Usaha untuk merebut kerajaan Kurujanggala pemimpnya dalah Yudistira. Duryadana mengundang Yudistira, untuk diajak bermain dadu. Hal ini hasil pemikiran licik Arya Sangkuni. Permainan itu pun dimulai, akan tetapi Duryudana diwakili oleh Sangkuni pamannya yang ahli dalam bermain licik. Permainan dari diawali dengan taruhan. Taruhan perang senjata pertama, kemudian harta kerajaan, terus meningkat sampai prajurit, kerajaan Kurujanggalan. Dalam permainan ini Pandawa kalah dan habislah, semua kekayaannya termasuk suaudara-saudaranya dan terakhir disebut Drupadi. Selagi Yudistira kalah, Duryudana menyuruh untuk membawa Drupadi ke daerah perjudian, karena akan menjadi yang berhak mendapatkan Duryudana. Akhirnya Duryudana menyuruh pengawal untuk membawakan Drupadi, namun Drupadi tidak mau. Mendengan pengawalnya gagal akhirnya menyuruh Dursasana adiknya, untuk menjemput Drupadi. Drupadi tetap menolak ajakan Dursasana yang mengajak kearea judi, diseret dengan kasar, rambut Drupadi ditarik sampai ke daerah perjudian, yang mana tempat mengumpulkannya suami dan para ipar. Berhubung Yudistira kalah, akhirnya Yudistira dan adiknya diganti untuk Drupadi. Namun Drupadi menolak, karena sifat Dursasana yang kasar akhirnya baju Drupadi ditari langsung. Drupadi sangat malu, akhirnya bersumpah tidak akan menggelung rambutnya kecuali sudah keramas dengan dariah Drusana. Bima pun bersumpah, kan membunuh Dursasana dan meminum darahnya. Setelah mereka membantunya, Drestarasta yakin akan ada malapetaka, akhirnya semua kekayaan akan diperoleh untuk Yudistira. Duryadana merasa puas atas persetujuan, karena harta tersebut sudah menjadi haknya. Akhirnya akan diadakan lomba dadu yang kedua. Dalam permainan ini, siapa yang kalah harus mengasingkan diri di hutan selama 12 tahun, kemudian harus menyamar lagi selama 1 tahun, setelah itu baru bisa pergi ke kerajaan. Namun dalam permainan ini, Yudistira kalah lagi dan akhirnya para pandawa berubah untuk kembali kerajaan dan tinggal dihutan selama 12 tahun dan ditambah lagi penyamaran selama 1 tahun. Perang Bharatayudha – Cerita Wayang Mahabarata Oleh Setelah masa pengasingan selesai yang sesuai dengan perjanjian sah yang mereka buat, Pandawa berhak kembali ke kerajaan setelah masa pengasingan selesai. Namun Duryadana harus memesan gratis, Duryadana tidak mau menyerahkan kerajaan kepada jari Pandawa. Atas perawatannya membuat kesabaran para Pandawa habis. Sri Karna, berhasil menyuruh mereka mengambil jalan damai, namun hal ini hanya sia-sia. Akhirnya terjadilah pertempuran besar Bhratayudha yang tidak bisa dilawan lagi. Para pandawa berhasil peperangan dengan mencari sekutu, akhirnya pandawa mendapatkan misi dari Kerajaan kekaya, Kerajaan Matsya, Kerajaan Pandya, Kerajaan Chola, Kerajaan Kerala, Kerajaan Magadha, Kerajaan Dwaraka, Kerajaan Wangsa Yadawa, dan masih banyak lagi. Para Kasatria dari Bharatawarhsa juga ikut membantu para Pandawa, seperti Setyaki, Srikandi, Drupada, Drestadjumna, dan msih banyak lagi. Selama peperangan besar berlangsu selama 18 hari, pertumpah darahan dan pembantaian yang sangat mengenaskan. Pada akhir perang hari ke-18, hanya ada 10 kasatria yang tersisa adalah Para pandawa Aswatama Setyaki Yuyutsu Kertawarma Krepa Akhirnya peperangan sudah berlalu, dan Yudistira diangkat menjadi Raja dari Hastinapura. Setelah memerinyah selama beberapa tahun, yahta kerajaannya diberikan kepada cucu adiknya Arjuna yang bernama Parikesit. Setelah itu Yudistira dan semua Pandawa bersama Drupadi mendaki gunung himalaya, sebagai tujuan akhir perjalanan mereka. Di Gunung Himalayalah mereka meninggal dan mencapai surga. Parikesit yang memimpin kerajaan Kuru, berlaku sangat adil dan bijaksana, kemudian Parikesit menikahi Dewi Madrawati dan berhak anak yang bernama Janamejaya. Kemudian Janamejaya menikah dengan Wapushtama Bhamustiman, dari pernikahan tersebut dikaruniai anak yang bernama Satanika. Satanika memiliki anak yang bernama Aswamedhadatta. Kemudian Aswamedhadatta ikut memimpinnya melanjutkan untuk memimpin di Hastinapura, kerajaan Wangsa Kuru. Demikian sekilas tentang cerita wayang mahabarata. Semoga Bermanfaat 🙂
JudulBuku : Burung-burung Manyar. Penulis : Yusuf Biliarta Mangunwijaya. Penerbit : Djambatan, Jakarta. Cetakan : Ke-11, Agustus 2001. Tebal : 262 halaman. Dari sejak kecil Setadewa dan Larasati berteman akrab. Ayah Setadewa bernama Brajabasuki, seorang kapten pada Koninklijk Nederlands Indisch Leger (KNIL), tentara Kerajaan Hindia Belanda.
Film Mahabharata yang sering diputar di telivisi swasta ini mendapat rating yang sangat bagus yang membuat para penyimak menjadi ketagihan. Karya Sastra ini bisa menjadi Inspirasi yang baik dalam kehidupan manusia. Berawal dari banyaknya request dvd mahabrata ini di penjual cd, membuat kami ingin meringkas kisah tersebut untuk mengobati rasa penasaran sahabat akan alur cerita serta endingnya. Kisah Mahabharata diawali dengan pertemuan Raja Duswanta dengan Sakuntala. Raja Duswanta adalah seorang raja besar dari Chandrawangsa keturunan Yayati, menikahi Sakuntala dari pertapaan Bagawan Kanwa, kemudian menurunkan Sang Bharata. Sang Bharata menurunkan Sang Hasti, yang kemudian mendirikan sebuah pusat pemerintahan bernama Hastinapura. Sang Hasti menurunkan Para Raja Hastinapura. Dari keluarga tersebut, lahirlah Sang Kuru, yang menguasai dan menyucikan sebuah daerah luas yang disebut Kurukshetra. Sang Kuru menurunkan Dinasti Kuru atau Wangsa Kaurawa. Dalam Dinasti tersebut, lahirlah Pratipa, yang menjadi ayah Prabu Santanu, leluhur Pandawa dan Kurawa. Prabu Santanu adalah seorang raja mahsyur dari garis keturunan Sang Kuru, berasal dari Hastinapura. Ia menikah dengan Dewi Gangga yang dikutuk agar turun ke dunia, namun Dewi Gangga meninggalkannya karena Sang Prabu melanggar janji pernikahan. Hubungan Sang Prabu dengan Dewi Gangga sempat membuahkan 7 anak, akan tetapi semua ditenggelamkan ke laut Gangga oleh Dewi Gangga dengan alasan semua sudah terkena kutukan. Akan tetapi kemudian anak ke 8 bisa diselamatkan oleh Prabu Santanu yang diberi nama Dewabrata. Kemudian Dewi Ganggapun pergi meninggalkan Prabu Santanu. Nama Dewabrata diganti menjadi Bisma karena ia melakukan bhishan pratigya, yaitu sumpah untuk membujang selamanya dan tidak akan mewarisi tahta ayahnya. Hal itu dikarenakan Bisma tidak ingin dia dan keturunannya berselisih dengan keturunan Satyawati, ibu tirinya. Setelah ditinggal Dewi Gangga, akhirnya Prabu Santanu menjadi duda. Beberapa tahun kemudian, Prabu Santanu melanjutkan kehidupan berumah tangga dengan menikahi Dewi Satyawati, puteri nelayan. Dari hubungannya, Sang Prabu berputera Sang Citrānggada dan Wicitrawirya. Demi kebahagiaan adik-adiknya, ia pergi ke Kerajaan Kasi dan memenangkan sayembara sehingga berhasil membawa pulang tiga orang puteri bernama Amba, Ambika, dan Ambalika, untuk dinikahkan kepada adik-adiknya. Karena Citrānggada wafat, maka Ambika dan Ambalika menikah dengan Wicitrawirya sedangkan Amba mencintai Bisma namun Bisma menolak cintanya karena terikat oleh sumpah bahwa ia tidak akan kawin seumur hidup. Demi usaha untuk menjauhkan Amba dari dirinya, tanpa sengaja ia menembakkan panah menembus dada Amba. Atas kematian itu, Bisma diberitahu bahwa kelak Amba bereinkarnasi menjadi seorang pangeran yang memiliki sifat kewanitaan, yaitu putera Raja Drupada yang bernama Srikandi. Kelak kematiannya juga berada di tangan Srikandi yang membantu Arjuna dalam pertempuran akbar di Kurukshetra. Citrānggada wafat di usia muda dalam suatu pertempuran, kemudian ia digantikan oleh adiknya yaitu Wicitrawirya. Wicitrawirya juga wafat di usia muda dan belum sempat memiliki keturunan. Satyawati mengirim kedua istri Wicitrawirya, yaitu Ambika dan Ambalika, untuk menemui Resi Byasa, sebab Sang Resi dipanggil untuk mengadakan suatu upacara bagi mereka agar memperoleh keturunan. Satyawati menyuruh Ambika agar menemui Resi Byasa di ruang upacara. Setelah Ambika memasuki ruangan upacara, ia melihat wajah Sang Resi sangat dahsyat dengan mata yang menyala-nyala. Hal itu membuatnya menutup mata. Karena Ambika menutup mata selama upacara berlangsung, maka anaknya terlahir buta. Anak tersebut adalah Drestarastra. Kemudian Ambalika disuruh oleh Satyawati untuk mengunjungi Byasa ke dalam sebuah kamar sendirian, dan di sana ia akan diberi anugerah. Ia juga disuruh agar terus membuka matanya supaya jangan melahirkan putra yang buta Drestarastra seperti yang telah dilakukan Ambika. Maka dari itu, Ambalika terus membuka matanya namun ia menjadi pucat setelah melihat rupa Sang Bagawan Byasa yang luar biasa. Maka dari itu, Pandu putranya, ayah para Pandawa, terlahir pucat. Drestarastra dan Pandu mempunyai saudara tiri yang bernama Widura. Widura merupakan anak dari Resi Byasa dengan seorang dayang Satyawati yang bernama Datri. Pada saat upacara dilangsungkan dia lari keluar kamar dan akhirnya terjatuh sehingga Widura pun lahir dengan kondisi pincang kakinya. Dikarenakan Drestarastra terlahir buta maka tahta Hastinapura diberikan kepada Pandu. Pandu menikahi Kunti kemudian Pandu menikah untuk yang kedua kalinya dengan Madrim, namun akibat kesalahan Pandu pada saat memanah seekor kijang yang sedang kasmaran, maka kijang tersebut mengeluarkan kutukan bahwa Pandu tidak akan merasakan lagi hubungan suami istri, dan bila dilakukannya, maka Pandu akan mengalami ajal. Kijang tersebut kemudian mati dengan berubah menjadi wujud aslinya yaitu seorang pendeta. Kemudian karena mengalami kejadian buruk seperti itu, Pandu lalu mengajak kedua istrinya untuk bermohon kepada Hyang Maha Kuasa agar dapat diberikan anak. Atas bantuan mantra Adityahredaya yang pernah diberikan oleh Resi Byasa maka Dewi Kunti bisa memanggil para dewa untuk kemudian mendapatkan putra. Pertama kali mencoba mantra tersebut datanglah Batara Surya, tak lama kemudian Kunti mengandung dan melahirkan seorang anak yang kemudian diberi nama Karna. Tetapi Karna kemudian dilarung kelaut dan dirawat oleh Kurawa, sehingga nanti pada saat perang Bharatayudha, Karna memihak kepada Kurawa. Kemudian atas permintaan Pandu, Kunti mencoba mantra itu lagi, Batara Guru mengirimkan Batara Dharma untuk membuahi Dewi Kunti sehingga lahir anak yang pertama yaitu Yudistira, setahun kemudian Batara Bayu dikirim juga untuk membuahi Dewi Kunti sehingga lahirlah Bima, Batara Guru juga mengutus Batara Indra untuk membuahi Dewi Kunti sehingga lahirlah Arjuna dan yang terakhir Batara Aswan dan Aswin dikirimkan untuk membuahi Dewi Madrim, dan lahirlah Nakula dan Sadewa. Kelima putera Pandu tersebut dikenal sebagai Pandawa. Dretarastra yang buta menikahi Dewi Gandari, dan memiliki sembilan puluh sembilan orang putera dan seorang puteri yang dikenal dengan istilah Kurawa. Pandawa dan Kurawa merupakan dua kelompok dengan sifat yang berbeda namun berasal dari leluhur yang sama, yakni Kuru dan Bharata. Kurawa khususnya Duryudana bersifat licik dan selalu iri hati dengan kelebihan Pandawa, sedangkan Pandawa bersifat tenang dan selalu bersabar ketika ditindas oleh sepupu mereka. Ayah para Kurawa, yaitu Drestarastra, sangat menyayangi putera-puteranya. Hal itu membuat ia sering dihasut oleh iparnya yaitu Sengkuni, beserta putera kesayangannya yaitu Duryudana, agar mau mengizinkannya melakukan rencana jahat menyingkirkan para Pandawa. Pada suatu ketika, Duryudana mengundang Kunti dan para Pandawa untuk liburan. Di sana mereka menginap di sebuah rumah yang sudah disediakan oleh Duryudana. Pada malam hari, rumah itu dibakar. Namun para Pandawa bisa diselamatkan oleh Bima yang telah diberitahu oleh Widura akan kelicikan Kurawa sehingga mereka tidak terbakar hidup-hidup dalam rumah tersebut. Usai menyelamatkan diri, Pandawa dan Kunti masuk hutan. Di hutan tersebut Bima bertemu dengan raksasa Hidimba dan membunuhnya, lalu menikahi adiknya, yaitu raseksi Hidimbi atau Arimbi. Dari pernikahan tersebut, lahirlah Gatotkaca. Setelah melewati hutan rimba, Pandawa melewati Kerajaan Pancala. Di sana tersiar kabar bahwa Raja Drupada menyelenggarakan sayembara memperebutkan Dewi Drupadi. Adipati Karna mengikuti sayembara tersebut, tetapi ditolak oleh Drupadi. Pandawa pun turut serta menghadiri sayembara itu, namun mereka berpakaian seperti kaum brahmana. Pandawa ikut sayembara untuk memenangkan lima macam sayembara, Yudistira untuk memenangkan sayembara filsafat dan tatanegara, Arjuna untuk memenangkan sayembara senjata Panah, Bima memenangkan sayembara Gada dan Nakula - Sadewa untuk memenangkan sayembara senjata Pedang. Pandawa berhasil melakukannya dengan baik untuk memenangkan sayembara. Drupadi harus menerima Pandawa sebagai suami-suaminya karena sesuai janjinya siapa yang dapat memenangkan sayembara yang dibuatnya itu akan jadi suaminya walau menyimpang dari keinginannya yaitu sebenarnya yang diinginkan hanya seorang Satriya. Setelah itu perkelahian terjadi karena para hadirin menggerutu sebab kaum brahmana tidak selayaknya mengikuti sayembara. Pandawa berkelahi kemudian meloloskan diri. sesampainya di rumah, mereka berkata kepada ibunya bahwa mereka datang membawa hasil meminta-minta. Ibu mereka pun menyuruh agar hasil tersebut dibagi rata untuk seluruh saudaranya. Namun, betapa terkejutnya ia saat melihat bahwa anak-anaknya tidak hanya membawa hasil meminta-minta, namun juga seorang wanita. Agar tidak terjadi pertempuran sengit, Kerajaan Kuru dibagi dua untuk dibagi kepada Pandawa dan Kurawa. Kurawa memerintah Kerajaan Kuru induk pusat dengan ibukota Hastinapura, sementara Pandawa memerintah Kerajaan Kurujanggala dengan ibukota Indraprastha. Baik Hastinapura maupun Indraprastha memiliki istana megah, dan di sanalah Duryudana tercebur ke dalam kolam yang ia kira sebagai lantai, sehingga dirinya menjadi bahan ejekan bagi Drupadi. Hal tersebut membuatnya bertambah marah kepada para Pandawa. Untuk merebut kekayaan dan kerajaan Yudistira, Duryudana mengundang Yudistira untuk main dadu, ini atas ide dari Arya Sengkuni. Pada saat permainan dadu, Duryudana diwakili oleh Sengkuni sebagai bandar dadu yang memiliki kesaktian untuk berbuat curang. Permulaan permainan taruhan senjata perang, taruhan pemainan terus meningkat menjadi taruhan harta kerajaan, selanjutnya prajurit dipertaruhkan, dan sampai pada puncak permainan Kerajaan menjadi taruhan, Pandawa kalah habislah semua harta dan kerajaan Pandawa termasuk saudara juga dipertaruhkan dan yang terakhir istrinya Drupadi dijadikan taruhan. Akhirnya Yudistira kalah dan Drupadi diminta untuk hadir di arena judi karena sudah menjadi milik Duryudana. Duryudana mengutus para pengawalnya untuk menjemput Drupadi, namun Drupadi menolak. Setelah gagal, Duryudana menyuruh Dursasana, adiknya, untuk menjemput Drupadi. Drupadi yang menolak untuk datang, diseret oleh Dursasana yang tidak memiliki rasa kemanusiaan. Rambutnya ditarik sampai ke arena judi, tempat suami dan para iparnya berkumpul. Karena sudah kalah, Yudistira dan seluruh adiknya diminta untuk menanggalkan bajunya, namun Drupadi menolak. Dursasana yang berwatak kasar, menarik kain yang dipakai Drupadi, namun kain tersebut terulur-ulur terus dan tak habis-habis karena mendapat kekuatan gaib dari Sri Kresna yang melihat Dropadi dalam bahaya. Pertolongan Sri Kresna disebabkan karena perbuatan Dropadi yang membalut luka Sri Kresna pada saat upacara Rajasuya di Indraprastha. Drupadi yang merasa malu dan tersinggung oleh sikap Dursasana bersumpah tidak akan menggelung rambutnya sebelum dikramasi dengan darah Dursasana. Bima pun bersumpah akan membunuh Dursasana dan meminum darahnya kelak. Setelah mengucapkan sumpah tersebut, Drestarastra merasa bahwa malapetaka akan menimpa keturunannya, maka ia mengembalikan segala harta Yudistira yang dijadikan taruhan. Duryudana yang merasa kecewa karena Drestarastra telah mengembalikan semua harta yang sebenarnya akan menjadi miliknya, menyelenggarakan permainan dadu untuk yang kedua kalinya. Kali ini, siapa yang kalah harus mengasingkan diri ke hutan selama 12 tahun, setelah itu hidup dalam masa penyamaran selama setahun, dan setelah itu berhak kembali lagi ke kerajaannya. Untuk yang kedua kalinya, Yudistira mengikuti permainan tersebut dan sekali lagi ia kalah. Karena kekalahan tersebut, Pandawa terpaksa meninggalkan kerajaan mereka selama 12 tahun dan hidup dalam masa penyamaran selama setahun. Setelah masa pengasingan habis dan sesuai dengan perjanjian yang sah, Pandawa berhak untuk mengambil alih kembali kerajaan yang dipimpin Duryudana. Namun Duryudana bersifat jahat. Ia tidak mau menyerahkan kerajaan kepada Pandawa, walau seluas ujung jarum pun. Hal itu membuat kesabaran Pandawa habis. Misi damai dilakukan oleh Sri Kresna, namun berkali-kali gagal. Akhirnya, pertempuran tidak dapat dielakkan lagi. Pandawa berusaha mencari sekutu dan ia mendapat bantuan pasukan dari Kerajaan Kekaya, Kerajaan Matsya, Kerajaan Pandya, Kerajaan Chola, Kerajaan Kerala, Kerajaan Magadha, Wangsa Yadawa, Kerajaan Dwaraka, dan masih banyak lagi. Selain itu para ksatria besar di Bharatawarsha seperti misalnya Drupada, Setyaki, Drestadjumna, Srikandi, Wirata, dan lain-lain ikut memihak Pandawa. Sementara itu Duryudana meminta Bisma untuk memimpin pasukan Kurawa sekaligus mengangkatnya sebagai panglima tertinggi pasukan Kurawa. Kurawa dibantu oleh Resi Dorna dan putranya Aswatama, kakak ipar para Kurawa yaitu Jayadrata, serta guru Krepa, Kertawarma, Salya, Sudaksina, Burisrawa, Bahlika, Sengkuni, Karna, dan masih banyak lagi. Pertempuran berlangsung selama 18 hari penuh. Dalam pertempuran itu, banyak ksatria yang gugur, seperti misalnya Abimanyu, Durna, Karna, Bisma, Gatotkaca, Irawan, Raja Wirata dan puteranya, Bhagadatta, Susharma, Sengkuni, dan masih banyak lagi. Selama 18 hari tersebut dipenuhi oleh pertumpahan darah dan pembantaian yang mengenaskan. Pada akhir hari kedelapan belas, hanya sepuluh ksatria yang bertahan hidup dari pertempuran, mereka adalah Lima Pandawa, Yuyutsu, Setyaki, Aswatama, Krepa dan Kertawarma. Setelah perang berakhir, Yudistira dinobatkan sebagai Raja Hastinapura. Setelah memerintah selama beberapa lama, ia menyerahkan tahta kepada cucu Arjuna, yaitu Parikesit. Kemudian, Yudistira bersama Pandawa dan Drupadi mendaki gunung Himalaya sebagai tujuan akhir perjalanan mereka. Di sana mereka meninggal dan mencapai surga. Parikesit memerintah Kerajaan Kuru dengan adil dan bijaksana. Ia menikahi Madrawati dan memiliki putera bernama Janamejaya. Janamejaya menikahi Wapushtama Bhamustiman dan memiliki putera bernama Satanika. Satanika berputera Aswamedhadatta. Aswamedhadatta dan keturunannya kemudian memimpin Kerajaan Wangsa Kuru di Hastinapura. referensi
BahasaJawa. Sugeng injing rencang sedaya, kembali lagi kita berjumpa. Pada kesempatan hari ini kita akan bercerita mengenai tokoh Gatotkaca dalam pewayangan yang digambarkan sebagai tokoh yang kuat dan terkenal dengan sebutan "otot kawat balung wesi". Bagaimana kisah kelahiran Gatotkaca si putra Bima dapat kita simak bersama dalam cerita wayang jawa di bawah ini.
Kisah Mahabharata diawali dengan pertemuan Raja Duswanta dengan Sakuntala. Raja Duswanta adalah seorang raja besar dari Chandrawangsa keturunan Yayati, menikahi Sakuntala dari pertapaan Bagawan Kanwa, kemudian menurunkan Sang Bharata. Sang Bharata menurunkan Sang Hasti, yang kemudian mendirikan sebuah pusat pemerintahan bernama Hastinapura. Sang Hasti menurunkan Para Raja Hastinapura. Dari keluarga tersebut, lahirlah Sang Kuru, yang menguasai dan menyucikan sebuah daerah luas yang disebut Kurukshetra. Sang Kuru menurunkan Dinasti Kuru atau Wangsa Kaurawa. Dalam Dinasti tersebut, lahirlah Pratipa, yang menjadi ayah Prabu Santanu, leluhur Pandawa dan Kurawa. Prabu Santanu adalah seorang raja mahsyur dari garis keturunan Sang Kuru, berasal dari Hastinapura. Ia menikah dengan Dewi Gangga yang dikutuk agar turun ke dunia, namun Dewi Gangga meninggalkannya karena Sang Prabu melanggar janji pernikahan. Hubungan Sang Prabu dengan Dewi Gangga sempat membuahkan 7 anak, akan tetapi semua ditenggelamkan ke laut Gangga oleh Dewi Gangga dengan alasan semua sudah terkena kutukan. Akan tetapi kemudian anak ke 8 bisa diselamatkan oleh Prabu Santanu yang diberi nama Dewabrata. Kemudian Dewi Ganggapun pergi meninggalkan Prabu Santanu. Nama Dewabrata diganti menjadi Bisma karena ia melakukan ,yaitu sumpah untuk membujang selamanya dan tidak akan mewarisi tahta ayahnya. Hal itu dikarenakan Bisma tidak ingin dia dan keturunannya berselisih dengan keturunan Satyawati, ibu tirinya. Setelah ditinggal Dewi Gangga, akhirnya Prabu Santanu menjadi duda. Beberapa tahun kemudian, Prabu Santanu melanjutkan kehidupan berumah tangga dengan menikahi Dewi Satyawati, puteri nelayan. Dari hubungannya, Sang Prabu berputera Sang Citrānggada dan Wicitrawirya. Demi kebahagiaan adik-adiknya, ia pergi ke Kerajaan Kasi dan memenangkan sayembara sehingga berhasil membawa pulang tiga orang puteri bernama Amba, Ambika, dan Ambalika, untuk dinikahkan kepada adik-adiknya. Karena Citrānggada wafat, maka Ambika dan Ambalika menikah dengan Wicitrawirya sedangkan Amba mencintai Bisma namun Bisma menolak cintanya karena terikat oleh sumpah bahwa ia tidak akan kawin seumur hidup. Demi usaha untuk menjauhkan Amba dari dirinya, tanpa sengaja ia menembakkan panah menembus dada Amba. Atas kematian itu, Bisma diberitahu bahwa kelak Amba bereinkarnasi menjadi seorang pangeran yang memiliki sifat kewanitaan, yaitu putera Raja Drupada yang bernama Srikandi. Kelak kematiannya juga berada di tangan Srikandi yang membantu Arjuna dalam pertempuran akbar di Kurukshetra. Citrānggada wafat di usia muda dalam suatu pertempuran, kemudian ia digantikan oleh adiknya yaitu Wicitrawirya. Wicitrawirya juga wafat di usia muda dan belum sempat memiliki keturunan. Satyawati mengirim kedua istri Wicitrawirya, yaitu Ambika dan Ambalika, untuk menemui Resi Byasa, sebab Sang Resi dipanggil untuk mengadakan suatu upacara bagi mereka agar memperoleh keturunan. Satyawati menyuruh Ambika agar menemui Resi Byasa di ruang upacara. Setelah Ambika memasuki ruangan upacara, ia melihat wajah Sang Resi sangat dahsyat dengan mata yang menyala-nyala. Hal itu membuatnya menutup mata. Karena Ambika menutup mata selama upacara berlangsung, maka anaknya terlahir buta. Anak tersebut adalah Drestarastra. Kemudian Ambalika disuruh oleh Satyawati untuk mengunjungi Byasa ke dalam sebuah kamar sendirian, dan di sana ia akan diberi anugerah. Ia juga disuruh agar terus membuka matanya supaya jangan melahirkan putra yang buta Drestarastra seperti yang telah dilakukan Ambika. Maka dari itu, Ambalika terus membuka matanya namun ia menjadi pucat setelah melihat rupa Sang Bagawan Byasa yang luar biasa. Maka dari itu, Pandu putranya, ayah para Pandawa, terlahir pucat. Drestarastra dan Pandu mempunyai saudara tiri yang bernama Widura. Widura merupakan anak dari Resi Byasa dengan seorang dayang Satyawati yang bernama Datri. Pada saat upacara dilangsungkan dia lari keluar kamar dan akhirnya terjatuh sehingga Widura pun lahir dengan kondisi pincang kakinya. Dikarenakan Drestarastra terlahir buta maka tahta Hastinapura diberikan kepada Pandu. Pandu menikahi Kunti kemudian Pandu menikah untuk yang kedua kalinya dengan Madrim, namun akibat kesalahan Pandu pada saat memanah seekor kijang yang sedang kasmaran, maka kijang tersebut mengeluarkan kutukan bahwa Pandu tidak akan merasakan lagi hubungan suami istri, dan bila dilakukannya, maka Pandu akan mengalami ajal. Kijang tersebut kemudian mati dengan berubah menjadi wujud aslinya yaitu seorang pendeta. Kemudian karena mengalami kejadian buruk seperti itu, Pandu lalu mengajak kedua istrinya untuk bermohon kepada Hyang Maha Kuasa agar dapat diberikan anak. Atas bantuan mantra Adityahredaya yang pernah diberikan oleh Resi Byasa maka Dewi Kunti bias memanggil para dewa untuk kemudian mendapatkan putra. Pertama kali mencoba mantra tersebut datanglah Batara Surya, tak lama kemudian Kunti mengandung dan melahirkan seorang anak yang kemudian diberi nama Karna. Tetapi Karna kemudian dilarung kelaut dan dirawat oleh Kurawa, sehingga nanti pada saat perang Bharatayudha, Karna memihak kepada Kurawa. Kemudian atas permintaan Pandu, Kunti mencoba mantra itu lagi, Batara Guru mengirimkan Batara Dharma untuk membuahi Dewi Kunti sehingga lahir anak yang pertama yaitu Yudistira, setahun kemudian Batara Bayu dikirim juga untuk membuahi Dewi Kunti sehingga lahirlah Bima, Batara Guru juga mengutus Batara Indra untuk membuahi Dewi Kunti sehingga lahirlah Arjuna dan yang terakhir Batara Aswan dan Aswin dikirimkan untuk membuahi Dewi Madrim, dan lahirlah Nakula dan Sadewa. Kelima putera Pandu tersebut dikenal sebagai Pandawa. Dretarastra yang buta menikahi Dewi Gandari, dan memiliki sembilan puluh sembilan orang putera dan seorang puteri yang dikenal dengan istilah Kurawa. Pandawa dan Kurawa merupakan dua kelompok dengan sifat yang berbeda namun berasal dari leluhur yang sama, yakni Kuru dan Bharata. Kurawa khususnya Duryudana bersifat licik dan selalu iri hati dengan kelebihan Pandawa, sedangkan Pandawa bersifat tenang dan selalu bersabar ketika ditindas oleh sepupu mereka. Ayah para Kurawa, yaitu Drestarastra, sangat menyayangi putera-puteranya. Hal itu membuat ia sering dihasut oleh iparnya yaitu Sengkuni, beserta putera kesayangannya yaitu Duryudana, agar mau mengizinkannya melakukan rencana jahat menyingkirkan para Pandawa Pada suatu ketika, Duryudana mengundang Kunti dan para Pandawa untuk liburan. Di sana mereka menginap di sebuah rumah yang sudah disediakan oleh Duryudana. Pada malam hari, rumah itu dibakar. Namun para Pandawa bisa diselamatkan oleh Bima yang telah diberitahu oleh Widura akan kelicikan Kurawa sehingga mereka tidak terbakar hidup-hidup dalam rumah tersebut. Usai menyelamatkan diri, Pandawa dan Kunti masuk hutan. Di hutan tersebut Bima bertemu dengan raksasa Hidimba dan membunuhnya, lalu menikahi adiknya, yaitu raseksi Hidimbi atau Arimbi. Dari pernikahan tersebut, lahirlah Gatotkaca. Setelah melewati hutan rimba, Pandawa melewati Kerajaan Pancala. Di sana tersiar kabar bahwa Raja Drupada menyelenggarakan sayembara memperebutkan Dewi Drupadi. Adipati Karna mengikuti sayembara tersebut, tetapi ditolak oleh Drupadi. Pandawa pun turut serta menghadiri sayembara itu, namun mereka berpakaian seperti kaum brahmana. Pandawa ikut sayembara untuk memenangkan lima macam sayembara, Yudistira untuk memenangkan sayembara filsafat dan tatanegara, Arjuna untuk memenangkan sayembara senjata Panah, Bima memenangkan sayembara Gada dan Nakula - Sadewa untuk memenangkan sayembara senjata Pedang. Pandawa berhasil melakukannya dengan baik untuk memenangkan sayembara. Drupadi harus menerima Pandawa sebagai suami-suaminya karena sesuai janjinya siapa yang dapat memenangkan sayembara yang dibuatnya itu akan jadi suaminya walau menyimpang dari keinginannya yaitu sebenarnya yang diinginkan hanya seorang Satriya. Setelah itu perkelahian terjadi karena para hadirin menggerutu sebab kaum brahmana tidak selayaknya mengikuti sayembara. Pandawa berkelahi kemudian meloloskan diri. sesampainya di rumah, mereka berkata kepada ibunya bahwa mereka datang membawa hasil meminta-minta. Ibu mereka pun menyuruh agar hasil tersebut dibagi rata untuk seluruh saudaranya. Namun, betapa terkejutnya ia saat melihat bahwa anak-anaknya tidak hanya membawa hasil meminta-minta, namun juga seorang wanita. Agar tidak terjadi pertempuran sengit, Kerajaan Kuru dibagi dua untuk dibagi kepada Pandawa dan Kurawa. Kurawa memerintah Kerajaan Kuru induk pusat dengan ibukota Hastinapura, sementara Pandawa memerintah Kerajaan Kurujanggala dengan ibukota Indraprastha. Baik Hastinapura maupun Indraprastha memiliki istana megah, dan di sanalah Duryudana tercebur ke dalam kolam yang ia kira sebagai lantai, sehingga dirinya menjadi bahan ejekan bagi Drupadi. Hal tersebut membuatnya bertambah marah kepada para Pandawa. Untuk merebut kekayaan dan kerajaan Yudistira, Duryudana mengundang Yudistira untuk main dadu, ini atas ide dari Arya Sengkuni. Pada saat permainan dadu, Duryudana diwakili oleh Sengkuni sebagai bandar dadu yang memiliki kesaktian untuk berbuat curang. Permulaan permainan taruhan senjata perang, taruhan pemainan terus meningkat menjadi taruhan harta kerajaan, selanjutnya prajurit dipertaruhkan, dan sampai pada puncak permainan Kerajaan menjadi taruhan, Pandawa kalah habislah semua harta dan kerajaan Pandawa termasuk saudara juga dipertaruhkan dan yang terakhir istrinya Drupadi dijadikan taruhan. Akhirnya Yudistira kalah dan Drupadi diminta untuk hadir di arena judi karena sudah menjadi milik Duryudana. Duryudana mengutus para pengawalnya untuk menjemput Drupadi, namun Drupadi menolak. Setelah gagal, Duryudana menyuruh Dursasana, adiknya, untuk menjemput Drupadi. Drupadi yang menolak untuk datang, diseret oleh Dursasana yang tidak memiliki rasa kemanusiaan. Rambutnya ditarik sampai ke arena judi, tempat suami dan para iparnya berkumpul. Karena sudah kalah, Yudistira dan seluruh adiknya diminta untuk menanggalkan bajunya, namun Drupadi menolak. Dursasana yang berwatak kasar, menarik kain yang dipakai Drupadi, namun kain tersebut terulur-ulur terus dan tak habis-habis karena mendapat kekuatan gaib dari Sri Kresna yang melihat Dropadi dalam bahaya. Pertolongan Sri Kresna disebabkan karena perbuatan Dropadi yang membalut luka Sri Kresna pada saat upacara Rajasuya di Indraprastha. Drupadi yang merasa malu dan tersinggung oleh sikap Dursasana bersumpah tidak akan menggelung rambutnya sebelum dikramasi dengan darah Dursasana. Bima pun bersumpah akan membunuh Dursasana dan meminum darahnya kelak. Setelah mengucapkan sumpah tersebut, Drestarastra merasa bahwa malapetaka akan menimpa keturunannya, maka ia mengembalikan segala harta Yudistira yang dijadikan taruhan. Duryudana yang merasa kecewa karena Drestarastra telah mengembalikan semua harta yang sebenarnya akan menjadi miliknya, menyelenggarakan permainan dadu untuk yang kedua kalinya. Kali ini, siapa yang kalah harus mengasingkan diri ke hutan selama 12 tahun, setelah itu hidup dalam masa penyamaran selama setahun, dan setelah itu berhak kembali lagi ke kerajaannya. Untuk yang kedua kalinya, Yudistira mengikuti permainan tersebut dan sekali lagi ia kalah. Karena kekalahan tersebut, Pandawa terpaksa meninggalkan kerajaan mereka selama 12 tahun dan hidup dalam masa penyamaran selama setahun. Setelah masa pengasingan habis dan sesuai dengan perjanjian yang sah, Pandawa berhak untuk mengambil alih kembali kerajaan yang dipimpin Duryudana. Namun Duryudana bersifat jahat. Ia tidak mau menyerahkan kerajaan kepada Pandawa, walau seluas ujung jarum pun. Hal itu membuat kesabaran Pandawa habis. Misi damai dilakukan oleh Sri Kresna, namun berkali-kali gagal. Akhirnya, pertempuran tidak dapat dielakkan lagi. Pandawa berusaha mencari sekutu dan ia mendapat bantuan pasukan dari Kerajaan Kekaya, Kerajaan Matsya, Kerajaan Pandya, Kerajaan Chola, Kerajaan Kerala, Kerajaan Magadha, Wangsa Yadawa, Kerajaan Dwaraka, dan masih banyak lagi. Selain itu para ksatria besar di Bharatawarsha seperti misalnya Drupada, Setyaki, Drestadjumna, Srikandi, Wirata, dan lain-lain ikut memihak Pandawa. Sementara itu Duryudana meminta Bisma untuk memimpin pasukan Kurawa sekaligus mengangkatnya sebagai panglima tertinggi pasukan Kurawa. Kurawa dibantu oleh Resi Dorna dan putranya Aswatama, kakak ipar para Kurawa yaitu Jayadrata, serta guru Krepa, Kertawarma, Salya, Sudaksina, Burisrawa, Bahlika, Sengkuni, Karna, dan masih banyak lagi. Pertempuran berlangsung selama 18 hari penuh. Dalam pertempuran itu, banyak ksatria yang gugur, seperti misalnya Abimanyu, Durna, Karna, Bisma, Gatotkaca, Irawan, Raja Wirata dan puteranya, Bhagadatta, Susharma, Sengkuni, dan masih banyak lagi. Selama 18 hari tersebut dipenuhi oleh pertumpahan darah dan pembantaian yang mengenaskan. Pada akhir hari kedelapan belas, hanya sepuluh ksatria yang bertahan hidup dari pertempuran, mereka adalah Lima Pandawa, Yuyutsu, Setyaki, Aswatama, Krepa dan Kertawarma. Nanti diceritakan dalam kisah Bharatayudha Setelah perang berakhir, Yudistira dinobatkan sebagai Raja Hastinapura. Setelah memerintah selama beberapa lama, ia menyerahkan tahta kepada cucu Arjuna, yaitu Parikesit. Kemudian, Yudistira bersama Pandawa dan Drupadi mendaki gunung Himalaya sebagai tujuan akhir perjalanan mereka. Di sana mereka meninggal dan mencapai surga. Diceritakan dalam kisah Pandawa Seda Parikesit memerintah Kerajaan Kuru dengan adil dan bijaksana. Ia menikahi Madrawati dan memiliki putera bernama Janamejaya. Janamejaya menikahi Wapushtama Bhamustiman dan memiliki putera bernama Satanika. Satanika berputera Aswamedhadatta. Aswamedhadatta dan keturunannya kemudian memimpin Kerajaan Wangsa Kuru di Hastinapura. Diceritakan dalam kisah Parikesit
mahabaratadan islam. seni amp budaya sejarah asal usul wayang. cerita wayang 1 / 18. cerita wayang mahabarata bahasa jawa lengkap. perang bharathayudha kisah perang tokoh wayang dalam lakon kurawa dan pandawa di tanah air. cerita wayang mahabarata om juki carajuki com. mahabarata partawiraya â€" pendahuluan
Minggu, 18 Oktober 2020 - 0400 WIB Serial kolosal asal India, Mahabharata selalu menarik untuk ditonton. Selain alur ceritanya, drama-drama kehidupan juga banyak terjadi dalam memaknai masa. Kisah Mahabharata memang tak lepas dari sejarah keberadaan Pandawa Lima dan Kurawa yang bertempur hebat untuk sebuah sejatinya para penikmat serial kolosal nan menarik ini yang mengetahui secara detail sejarah munculnya kisah mitologi dikutip dari Wikipedia, Mahabharata Sanskerta महाभारत adalah sebuah karya sastra kuno yang berasal dari India. Secara tradisional, penulis Mahabharata adalah Begawan Byasa atau ini terdiri dari delapan belas kitab, maka dinamakan Astadasaparwa asta = 8, dasa = 10, parwa = kitab.Namun, ada pula yang meyakini bahwa kisah ini sesungguhnya merupakan kumpulan dari banyak cerita yang semula terpencar-pencar. Kemudian dikumpulkan semenjak abad ke-4 sebelum singkat, Mahabharata menceritakan kisah konflik para Pandawa lima dengan saudara sepupu mereka sang seratus Korawa. Konflik itu dipicu sengketa hak pemerintahan tanah negara adalah perang Bharatayuddha di medan Kurusetra dan pertempuran berlangsung selama delapan belas berisi cerita kepahlawanan wiracarita, Mahabharata juga mengandung nilai-nilai Hindu, mitologi dan berbagai petunjuk sebab itu kisah Mahabharata ini dianggap suci, teristimewa oleh pemeluk agama Hindu. Kisah yang semula ditulis dalam bahasa Sanskerta ini kemudian disalin dalam berbagai itu untuk mengikuti perkembangan peradaban Hindu pada masa lampau di Asia, termasuk di Asia Indonesia, salinan berbagai bagian dari Mahabharata, seperti Adiparwa, Wirataparwa, Bhismaparwa dan mungkin juga beberapa parwa yang salah satu parwa telah digubah dalam bentuk prosa bahasa Kawi Jawa Kuno semenjak akhir abad ke-10 Masehi. Yakni pada masa pemerintahan raja Dharmawangsa Teguh 991-1016 M dari Kadiri. Karena sifatnya itu, bentuk prosa ini dikenal juga sebagai sastra terlebih populer dalam masa-masa kemudian adalah penggubahan cerita itu dalam bentuk kakawin. Yakni puisi lawas dengan metrum India berbahasa Jawa satu yang terkenal ialah kakawin Arjunawiwaha Arjunawiwāha, perkawinan Arjuna gubahan mpu yang diduga ditulis antara 1028-1035 M ini Zoetmulder, 1984 dipersembahkan untuk raja Airlangga dari kerajaan Medang Kamulan, menantu raja sastra lain yang juga terkenal adalah Kakawin Bharatayuddha, yang digubah oleh mpu Sedah dan belakangan diselesaikan oleh mpu Panuluh Panaluh.Kakawin ini dipersembahkan bagi Prabu Jayabhaya 1135-1157 M, ditulis pada sekitar akhir masa pemerintahan raja Daha Kediri luar itu, mpu Panuluh juga menulis kakawin Hariwangśa pada masa Jayabaya. Dan diperkirakan pula menggubah Gaţotkacāśraya pada masa raja Kertajaya 1194-1222 M dari kakawin lain turunan Mahabharata yang juga penting untuk disebut. Di antaranya adalah Kŗşņāyana karya mpu Triguna dan Bhomāntaka pengarang tak dikenal. Keduanya dari zaman kerajaan Kediri, dan Pārthayajña mpu Tanakung di akhir zaman naskah-naskah kuno yang tertulis dalam lembar-lembar daun lontar tersebut juga diketahui tersimpan di samping itu, mahakarya sastra tersebut juga berkembang dan memberikan inspirasi bagi berbagai bentuk budaya dan seni pengungkapan. Terutama di Jawa dan Bali, mulai dari seni patung dan seni ukir relief pada seni tari, seni lukis hingga seni pertunjukan seperti wayang kulit dan wayang dalam masa yang lebih belakangan, kitab Bharatayuddha telah disalin pula oleh pujangga kraton Surakarta Yasadipura. Penyalinan dilakukan ke dalam bahasa Jawa modern pada sekitar abad dunia sastra populer Indonesia, cerita Mahabharata juga disajikan melalui bentuk komik yang membuat cerita ini dikenal luas di kalangan satu yang terkenal adalah karya dari Kosasih. Pada era budaya populer khususnya di bidang pertelevisian. Kisah Mahabharata ditayangkan oleh STAR Plus dengan judul Mahabharat. Dan di ANTV dengan judul India ditemukan dua versi utama Mahabharata dalam bahasa Sanskerta yang agak berbeda satu sama versi ini disebut dengan istilah "Versi Utara" dan "Versi Selatan". Biasanya versi utara dianggap lebih dekat dengan versi yang merupakan kisah epik yang terbagi menjadi delapan belas kitab atau sering disebut kitab menceritakan kronologi peristiwa dalam kisah Mahābhārata, yakni semenjak kisah para leluhur Pandawa dan Korawa Yayati. Termasuk Yadu, Puru, Kuru, Duswanta, Sakuntala, Bharata sampai kisah diterimanya Pandawa di tahun 1919 dan 1966, para pakar di Bhandarkar Oriental Research Institute, Pune, membandingkan banyak naskah. Dari wiracarita ini yang asalnya dari India dan luar India untuk menerbitkan suntingan teks kritis dari teks ini terdiri dari halaman yang dibagi menjadi 19 jilid. Lalu suntingan ini diikuti dengan Harivaṃsa dalam 2 jilid dan 6 jilid indeks. Suntingan teks inilah yang biasa dirujuk untuk telaah mengenai merupakan kisah kilas balik yang dituturkan oleh Resi Wesampayana untuk Maharaja Janamejaya yang gagal mengadakan upacara korban dengan permohonan Janamejaya, kisah tersebut merupakan kisah raja-raja besar yang berada di garis keturunan Maharaja Yayati, Bharata, dan tak lain merupakan kakek moyang Maharaja Janamejaya. Kemudian Kuru menurunkan raja-raja Hastinapura yang menjadi tokoh utama adalah Santanu, Chitrāngada, Wicitrawirya, Dretarastra, Pandu, Yudistira, Parikesit dan Janamejaya.
IkrarJanji dari Salya 5. Rumusan Peraturan (Dharmayuddha) 6. 100 Lilin dari Kunti 7. Genderang Pertempuran a. Babak Pertama b. Babak Kedua c. Pahlawan dalam Perang Baratayudha d. Tawur Demi Kemenangan 8. Akhir Perang Bharatayudha (Intervensi Krishna) Rahasia Perancangan Baratayuda oleh Para Dewa Bocor Tokoh-Tokoh yang Terlibat 1. Kresna 2. Drona
vaOy. 83djwgg6d2.pages.dev/27783djwgg6d2.pages.dev/11183djwgg6d2.pages.dev/15283djwgg6d2.pages.dev/21983djwgg6d2.pages.dev/9883djwgg6d2.pages.dev/31383djwgg6d2.pages.dev/31783djwgg6d2.pages.dev/1283djwgg6d2.pages.dev/289
cerita mahabarata lengkap dari awal sampai akhir